Rp. 24.500 |
Terusir
Penulis : Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2016, Cet.1 Dimensi : 12 x 18 cm | 129 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.2 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Sebuah mahakarya dari Buya Hamka, sang sastrawan. Pujangga Baru. Novel yang akan memainkan dan mencampuradukkan emosi dan perasaan terdalam kita soal cinta, kehilangan, fitnah permusuhan, dan kasih sayang. |
Home » Posts filed under Gema Insani Press
Rp. 23.000 |
Dari Lembah Cita-Cita
Penulis : Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2016, Cet.1 Dimensi : 13 x 18 cm | 116 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.2 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Bermula dari kedatangan dua orang pemuda yang penuh gelora menyalakan api semangat membangun Tanah Air. Dialah Drs. Zainul Yasni dan seorang temannya, bertanya pada Buya Hamka mengenai rahasia sukses kejayaan bangsa Arab di bawah Kerasulan Nabi Muhammad saw. Padahal hanya dalam waktu 23 tahun saja, bangsa Arab menjadi negeri yang besar, kuat, dan memiliki riwayat gemilang hingga berabad-abad lamanya. Mengawali penjelasannya, Prof. Dr. Hamka menerangkan beberapa ingatannya dari buku yang pernah ia baca tentang kemakmuran beberapa negara berawal dari semangat kaum muda. Advokat muda dari Afrika Selatan, pemuda Sun Yat Sen dari daerah Hsiang Shan di Provinsi Kwantung, beberapa mahasiswa Sekolah Tinggi di Leiden salah satunya Hatta berusia 25 tahun, dan Soekarno berusia 28 tahun dari Indonesia. Merekalah pemuda bangsa dari negara asalnya yang berjiwa kuat mempertahankan tanah kelahirannya, tanah airnya tercinta. Tepatlah bagi Hamka untuk menuliskan perkataan Rasulullah bahwa pemuda itu menggunakan kegilaannya sebagai alat mengadakan sesuatu yang belum ada. Namun, bukan berarti kaum muda ini menciptakan sesuatu yang masih misteri, melainkan hanya membangkitkan sesuatu yang masih tersembunyi. Menilik kembali rahasia besar kejayaan bangsa Arab, Prof. Dr Hamka mengulas lebih dalam pada sosok pemuda utusan Allah Azza wa Jalla. Dialah Nabi Muhammad saw. Bangsa Arab yang pernah mengalami masa kegelapan bernama Jahiliyah, berhasil bangkit menuju masa pembebasan dari belenggu perbudakan, penyembahan berhala, dan perebutan kekuasaan antar kaum. Dimulai pengangkatannya sebagai Rasulullah, Nabi Muhammad saw. melepas semua ikatan penderitaan itu dengan membawa agama Islam sebagai kepercayaan yang rahmatan lil’alaamiin. Hijrah dari Kota Mekah menuju Madinah demi menyebar agama Islam dan mengenalkan adanya Tuhan Yang Esa, Allah Azza wa Jalla. Dialah yang menciptakan bumi beserta isinya, Allah lah yang menggerakkan segala yang terjadi di dunia dan alam akhirat. Pengikut Rasulullah saw. kala itu pun sebagian besar diisi oleh para pemuda. Kaum muda yang penuh semangat berapi-api berjuang memerdekakan diri dengan agama dan negerinya. Ketika itu, ajaran pertama yang diberikan Rasulullah adalah ilmu tauhid. Dengan menanamkan kehadirat Allah dalam jiwa manusia, niscaya segala perintah dan larangan-Nya akan didengarkan dan diterapkan. Diikuti selanjutnya dengan ajaran mengenai perintah sholat, puasa, zakat, dan naik haji. Itulah yang menggenapi kelima rukun Islam. Nabi Muhammad saw. juga membangun negerinya di masa penyebaran Islam yang disertai dengan keimanan. Percaya pada keenam rukun iman yang meliputi iman pada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, nabi-nabi, pada hari akhir, dan pada takdir. Sekuat jiwa dan raga, para pemuda terdahulu selalu menanamkan hal ini dalam membangun bangsa hingga beratus-ratus tahun lamanya, sejak Rasulullah wafat. Di sinilah kuncinya, membawa agama Islam dalam kehidupan bernegara, menghadirkan Allah ke dalam jiwa manusia terutama kaum muda dengan beribu cita dan semangat juang. Menggunakan “kegilaan” nya dengan jalan yang lurus, sesuai petunjuk Illahi Robbi. Melalui buku Dari Lembah Cita-Cita ini, Buya Hamka mengajak kita untuk menyuarakan kepada para pemuda bahwa sematkanlah Allah, Nabi Muhammad, dan Islam dalam hati. Amalkanlah dalam kehidupan, niscaya negeri ini—Tanah Air Indonesia akan senantiasa makmur sebagaimana yang telah dialami pemuda-pemuda terdahulu pengikut Rasulullah saw. Negara yang merdeka, dibangun berpuluh-puluh tahun. Maka dari itu, para pemuda harus membina cita-cita dalam sanubari mereka. Cita-cita seperti apa? Asa untuk membangun dan mempertahankan negeri agar tetap merdeka sesuai hakikatnya, dengan arti yang sebenarnya. Memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya, membawa Islam sebagai pedoman dan penggerak hidup kita dalam mempertahankan kokohnya negeri. Hingga mewariskannya kepada anak dan cucu, saat masa senja tiba hingga raga tak lagi bernyawa. Yang tinggal hanyalah nama. Sejauh mana kontribusi kita sebagai umat Islam, sekaligus warga negara Indonesia dikenang generasi selanjutnya. Buku Dari Lembah Cita-Cita inilah yang merekam jejak sejarah Prof. Dr. Hamka dalam perjuangan menebar semangat bagi kaum muda.Terutama yang mendapat didikan Islam dan di awal masa kemerdekaan. Buku ber-cover kuning kecokelatan bak sinar mentari di atas tanah tandus ini, akan membuat generasi muda menambah porsi semangat juang dalam membela agama dan bangsa. Setidaknya, dimulai dari diri sendiri. Menumbuhkan kecintaan pada Sang Pencipta, seiring langkah mempertahankan kemerdekaan negeri. |
Rp. 36.400 |
Kemi 3: Tumbal Liberalisme
Penulis: Adian Husaini
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover: Softcover Tahun Terbit: 2015, Cet.1 Dimensi: 12.3 x 18.3 cm | 268 halaman Kondisi: Baru Berat: 0.25 kg Stok: Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Melalui Kemi 1 dan Kemi 2 Adian Husaini berhasil menyajikan kisah pergulatan batin dan pemikiran para aktivis liberal. Satu per satu para aktivis liberal ditelanjangi dan dipatahkan logika-logikanya oleh santri kampung. Jaringan penyebaran paham liberalisme dalam dan luar negeri pun terbongkar. Skenario perusakan pemikiran terungkap jelas. Akhirnya Kemi 3 menutup kisah pergulatan Islam versus liberalisme dengan babak akhir yang tragis. Meski telah sadar dan berusaha kembali ke jalan yang benar Kemi harus jadi tumbal liberalisme. Sebagai akhir sebuah TRILOGI. Kemi 3 menyajikan keteladanan tinggi beberapa tokohnya dalam dunia pendidikan yang sangat jarang terjadi di dunia nyata. Meskipun sebuah fiksi, semoga novel ini bisa menjadi hikmah bagi yang ikhlas membacanya. Selamat menghayati dan merenungi! |
Rp. 46.000 |
Filsafat IlmuPerspektif Barat dan Islam
Penulis : Dr. Adian Husaini
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2014, Cet.5 Dimensi : 15 x 23 cm | xxviii+292 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.4 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK —Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor Kuatnya dominasi sekularisme —yang menolak campur tangan agama— dalam bidang keilmuan kontemporer turut berpengaruh dalam perumusan konsep Filsafat Ilmu yang diajarkan di perguruan tinggi saat ini. Sudah saatnya sarjana Muslim mendapatkan haknya untuk belajar konsep ilmu secara benar, yang mengantarkannya kepada pengenalan dan kecintaan terhadap Allah, kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, serta penguatan keyakinan dan kebahagiaan hidup. Semoga buku ini dapat memenuhi harapan itu. —Dr. Adian Husaini, dosen mata kuliah Islamic Worldview dan Filsafat Ilmu di Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor. Para ulama Islam telah terbukti mampu menyatukan sains-sains yang diterima dari Yunani, Persia dan India seperti kedokteran, astronomi dan matematika ke dalam skema epistemik Islami. Proses penyaringan dan pemilahan, pencetakan-ulang dan pemurnian sebelum asimilasi dan apropriasi bahan-bahan keilmuan asing yang panjang dan rumit inilah yang disebut Islamisasi. —Dr. Syamsuddin Arif. dosen CenterforAdvanced Studies on Islam, Science, and CivilizationlCASIS - Universiti Teknologi Malaysia |
Rp. 18.900 |
Angkatan Baru
Penulis : Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2016, Cet.1 Dimensi : 13 x 18 cm | 90 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.2 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Dengan bernas dan sangat menarik, Hamka menyoroti tingkah pemuda yang mengenyam pendidikan tinggi. Namun, tidak sedikit para pemuda yang berpendidikan tinggi itu enggan bersusah payah bekerja. Andaikan bekerja, gajinya harus tinggi sesuai dengan jenjang pendidikan yang diraih. Melalui novel ini, Buya Hamka ingin menyampaikan sebuah pesan. Beliau ingin menekankan bahwa pendidikan tinggi bukanlah untuk gaji atau status sosial saja, melainkan juga untuk membawa perubahan dan kemajuan bagi masyarakat sekitar. Membaca dan meresapi makna kisahnya, akan memberi “tamparan” pada kaum muda agar mata hatinya terbuka tentang hakikat berpendidikan tinggi yang sesungguhnya. Bukan hanya meninggikan gengsi bermodalkan gelar pendidikan tinggi. Buku ini juga memberikan pelajaran bagi orang tua agar tidak hanya memberikan ruang bagi Buah Hati untuk bersekolah, tapi juga ajarkan mereka untuk terjun langsung dalam masyarakat. Agar menjadi anak yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, maupun sekitarnya. Dialah Syamsiar, gadis Minangkabau yang baru pulang dari Padang usai menyelesaikan sekolah menengah bergelar diploma. Ia dipandang hormat oleh keluarga dan sekitar kampungnya karena telah alim, pintar, dan berpendidikan tinggi lulusan sekolah agama. Namun, tabiat aslinya kurang sesuai bagi orang bergelar diploma. Perangainya agak buruk. Syamsiar seorang pemalas, congkak, anti masak di dapur, dan hanya gemar membaca kisah roman karangan orang Tionghoa yang membuainya pada cinta negeri dongeng. Ibu, mamak, atau adik-adiknya-lah yang menyiapkan segala keperluannya. Terkadang bersama teman sekolahnya dulu—Rohani, ia kerap bercakap-cakap dan bersenda gurau dengan gembiranya. Pekerjaan dengan gaji selangit berbonus fasilitas karena gelar diplomanya pun tak kunjung didapat. Khayalan anak muda saat di sekolah dulu, masih me-ninabobo-kannya hingga ia memasuki hidup yang sesungguhnya kini. Bertani, berniaga, dan sejenisnya terasa tidak cocok dengan gelarnya. Gengsi terasa jatuh. Lambat laun, Ibu dan mamaknya mulai jemu dengan tingkah Syamsiar itu. Ibu dan mamaknya berniat mencarikannya jodoh, mengingat akan dibawa ke mana anak gadis selain sekolah dan bekerja? Syamsiar beberapa kali menolak lamaran yang datang. Ia hanya ingin menikah dengan laki-laki yang sehaluan dengannya, berpendidikan sama, kalau perlu dari kalangan pemimpin. Bak gayung bersambut. Hasan yang juga lulusan sekolah agama walau hanya sampai kelas tujuh karena keterbatasan biaya, tinggal di kampung yang tak jauh dari kampung Syamsiar. Hasan sedikit lebih berpikiran jauh ke depan. Awalnya khayalan dan kesenangan kaum muda pernah di benaknya. Namun, kini ia berusaha mendirikan sekolah kecil di kampungnya setelah lelah ke sana ke sini mencari pekerjaan di pelosok Sumatra. Mendengar kemasyhuran nama Hasan sebagai Mubaligh bergelar diploma agama, Syamsiar hendak mendekatinya dalam sebuah perayaan di kampung. Keluarga mereka pun saling bertukar selidik tentang asal-usul keluarga hingga pertunangan tiba. Mereka pun menikah. Babak baru angan muda-mudi dalam biduk rumah tangga pun dimulai. Di sini, Buya Hamka membuat alur konflik yang mengusik rasa penasaran pembaca. Pernikahan yang dibayangkan Syamsiar seperti dalam kisah roman yang dibaca, diterapkan pula di rumah tangganya. Bersolek, bermanja-manja, bercumbu, dan merayu, itulah kesehariannya kini. Memasak, merapikan rumah, mencuci pakaian, semuanya diurus Ibu, mamak, dan adik-adiknya. Sebab setelah menikah, Syamsiar pun memboyong keluarganya ke rumah baru. Kian hari, Hasan makin jenuh dengan kelakuan sang istri. Entah mau dibawa ke mana rumah tangga mereka kalau kebiasaan Syamsiar hanya begitu saja. Hasan pun mulai bertindak tegas. Ia tak lagi meladeni kemesraan Syamsiar di rumah. Hasan lebih sering di luar rumah demi mengurus sekolah kecilnya yang belakangan ditinggali satu atau dua murid. Syamsiar jadi berprasangka buruk dan hilang cintanya pada Hasan. Berpalinglah hatinya pada Syamsuddin, kawan lama di sekolah dulu. Kedekatan mereka berawal dari syair indah karya Syamsuddin di surat kabar yang dibaca Syamsiar. Saling bertukar surat menjalin kedekatan pun terjadi. Hasan mengetahui gelagat mencurigakan dari isi surat-surat itu. Lalu, seperti apakah kelanjutan ceritanya? Temukan kisah lengkapnya hanya di Novel Angkatan Baru karya Hamka yang sangat layak Anda baca! |
Rp. 45.000 |
Dari Hati ke Hati
Penulis : Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2016, Cet.1 Dimensi : 15 x 23 cm | 262 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.45 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Sama halnya dengan budaya asing yang masuk, maraknya penghilangan identitas ajaran agama pun terjadi. Bahkan, benih-benihnya telah ditanam sejak masa kolonial Belanda yang masuk ke Nusantara. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, mengalami hal ini sejak zaman penjajahan puluhan tahun silam. Adanya deislamisasi, indoktrinasi, termasuk westernisasi bukan lagi isu dan gerakan kekinian semata. Sejak zaman itu, pergulatan Islam dengan kelompok anti Islam telah berlangsung. Islam merupakan satu-satunya peradaban yang pernah menguasai Barat dalam kurun waktu 700 tahun. Oleh karena itu, Islam dianggap ancaman besar yang perlu diwaspadai bahkan dihancurkan jika Barat ingin tetap menguasai dunia. Melihat kenyataan tersebut, negeri Barat tak segan-segan menggelontorkan dana jutaan dolar untuk program-program demikian di negeri-negeri Islam, khususunya di Indonesia. Mengamati kasus yang ada, Prof. Dr. Hamka yang kala itu juga sebagai Ulama tergerak untuk menuliskan hal ini. Beberapa pemikiran Hamka menyangkut persoalan ini merupakan kumpulan tulisannya yang pernah termuat dalam Majalah Panji Masyarakat. Melalui buku Dari Hati ke Hati ini, Buya Hamka mengajak Para Muslim serta masyarakat Indonesia semua—dari berbagai suku maupun agama lainnya untuk turut melaksanakan toleransi dan kerukunan umat beragama dengan sebenar-benarnya. Jangan sampai hanya karena pengadaan deislamisasi, indoktrinasi, termasuk westernisasi yang dibawa negeri Barat akan merusak moral bangsa dan persatuan antar umat beragama di Indonesia. Seperti makna dari surat al-Kaafiruun ayat 6 yang dituliskan Hamka dalam buku ini, bahwa untukmu agamamu, dan untukku agamaku. Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘aalamin. Dengan itu, tak ada paksaan bagi umat manusia yang beragama nonIslam untuk memeluk agama Allah Azza wa Jalla ini. Agama Islam turun ke bumi sebagai rahmat bagi alam semesta, termasuk bagi makhluk ciptaan-Nya. Biarkan hidayah dari Allah yang menjemput untuk mengakui ke-Esa-an-Nya, bukan dengan jalan “paksaan”. Sebab, keyakinan bersumber dari hati setiap insan, bukan keinginan yang hanya terlukis dari sikap semata. Namun, yang terjadi ketika munculnya deislamisasi, indoktrinasi, serta westernisasi ini justru dapat merusak ukhuwah Islamiyah maupun kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia. Adanya hal ini bertujuan untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam itu sendiri. Sebab, umat Islam hanya akan menjadi kuat dan tidak terkalahkan ketika ajaran Islam menyatu dalam hatinya. Seakan-akan yang terjadi dalam tahun-tahun tersebut, bahkan menjangkit hingga kini adalah umat Islam yang dituntut untuk mengamalkan toleransi. Namun, dalam arti tidak menjaga agamanya dan tidak boleh menjalankan agamanya dengan baik. Sementara itu, pemeluk agama lain bebas menjalankan agamanya atas nama Hak Asasi Manusia. Dalam buku ini, Buya Hamka pun menyoroti segala permasalahan yang berhubungan dengan politik dan sosial budaya. Pasang surut perpolitikan Indonesia meskipun memberi angin segar bagi umat Islam, bukan berarti tanpa tantangan. Umat Islam yang menjadi penggerak kemerdekaan belum bisa dikatakan mendapat porsi yang cukup dalam politik. Berkaitan dengan itu, Prof. Dr. Hamka juga mengangkat masalah budaya akibat deislamisasi yang menjangkiti Islam di Tanah Air. Salah satunya terjadi upaya kelompok kebatinan Jawa untuk melepaskan Islam yang telah mengakar dalam budaya Jawa agar kembali ke masa sinkretisme. Berbalut cover warna merah hati, buku ini menyampaikan banyak pengetahuan dan pesan kepada umat Islam. Dengan gaya penyampaiannya yang khas, Buya Hamka berusaha memompa semangat sesama umat Islam untuk mempertahankan ghirah keislamannya. Teruslah melangkah di jalan Allah dan bentengi diri dengan keimanan. Selain itu, agar mengubah pola pikir kita sebagai umat Islam maupun mereka pemeluk agama lain mengenai arti toleransi dan kerukunan beragama yang sebenarnya. Jangan mudah terprovokasi dengan segala hasud yang dibawa negeri Barat ke Tanah Air. Gunakan hati sebagai jembatan untuk menghormati dan menghargai setiap ajaran antar agama. Berbekal membaca buku Dari Hati ke Hati ini, bersama kita merengkuh perdamaian antar umat beragama. Tentunya, tanpa menghilangkan identitas ajaran agama lain terhadap pemeluknya, apalagi sampai harus ikut-ikutan mengamalkan ajaran agama lain. Jika sampai dilakukan, maka itu adalah pengaplikasian sikap toleransi yang keliru. |
|
Pandangan Hidup Muslim
Penulis : Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2016, Cet.1 Dimensi : 15 x 23 cm | 280 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.45 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Pandangan hidup itu sendiri merupakan konsep yang dimiliki seseorang atau golongan dalam masyarakat dalam menanggapi atau menerangkan segala masalah di dunia ini. Dengan demikian bagi seorang Muslim, pandangan hidupnya mengacu pada Al-Qur’an dan Sunnah. Namun, lebih utama didahului dengan semangat tauhid. Meng-Esa-kan Allah dan menghambakan diri hanya kepada Illahi Robbi. Dengan tauhidullah diiringi berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, itulah kunci segala persoalan hidup yang dihadapi oleh seorang Muslim. Hal ini tercermin dalam pendiriannya ketika hidup di tengah-tengah masyarakat, tercermin dalam kebudayaan yang tercipta, dan dalam usahanya mencari pengetahuan seluas-luasnya. Bersamaan dengan itu, Prof. Dr. Hamka ingin berbagi sekaligus berpesan pada umat Muslim bahwa hendaknya kita memiliki pandangan hidup yang benar. Bertujuan agat dapat menempatkan segala sesuatu di dunia ini dengan benar pula. Tentunya menurut pandangan Allah, baik meliputi persoalan sesama manusia maupun hubungannya dengan Sang Pencipta. Sebab telah terbukti bahwa seluas-luasnya pikiran manusia, ia akan sampai pada titik keterbatasannya. Sehebat-hebatnya manusia, ia mati juga meninggalkan segala yang dibanggakannya. Dalam buku Pandangan Hidup Muslim ini, Buya Hamka memaparkan bahasannya dengan sajian diksi yang begitu menarik. Disisipkannya beberapa pembahasan yang bukan saja hanya dari sudut pandang Islam, melainkan juga dari sisi keilmuan, keindahan, kebudayaan, dan lain sebagainya. Bagi Buya Hamka, tiada maksud lain kecuali untuk membangun logika dan rasa setiap insan agar menyertakan Islam sebagai pandangannya. Baik dalam berilmu maupun menggugah hati menilik hamparan kuasa-Nya di pelosok alam dunia ini. Begitu pula sebaliknya. Ilmu akan sempurna kalau beragama. Agama pun baru cukup kalau berilmu. Keduanya saling membuka rahasia alam, namun dari seginya masing-masing. Mengakui adanya pencipta di balik keajaiban yang ada di bumi, akan membuat kita semakin teguh mempertahankan agama, meyakini Islam sebagai rahmatan lil ‘aalamiin. Dialah Allah Azza wa Jalla–Tuhan Yang Maha Esa yang tiada duanya menggerakkan segala hal. Dari hal terkecil hingga hal terbesar, yang tak bisa kita genggam kalau bukan karena-Nya. Tanpa mengakui ke-Esa-an Allah terlebih dulu, manusia akan terus meraba-raba dalam hidup yang gelap. Buku yang ber-cover kuning kecokelatan ini, juga akan menuntun kita pada pandangan hidup yang sesuai syariat. Kembalikan segala pertanyaan dalam hidup ini pada Allah melalui Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Jangan hanya sibuk mengurusi kebendaan dan keilmuan yang ada, tanpa mencari tahu siapa penciptanya. Pencipta sesungguhnya yang teramat kuasa merajai seluruh yang ada di bumi. Pandanglah kehidupan yang indah ini dengan menyertakan Islam sebagai tiang penyokong mata dan hati kita. Agar terbuka jalan yang lurus. Agar terlepas pula semua permasalahan hidup. Kiranya buku Pandangan Hidup Muslim ini diharapkan dapat menjadi bahan perenungan. Agar membawa pencerahan bagi hati dan jiwa setiap Muslim tentang pandangan hidupnya atau konsep hidupnya. Sudahkah setiap Muslim benar-benar telah menjadikan Islam sebagai pandangan hidup; sebagai pedoman hidup? |
Rp. 35.000 |
Keadilan Sosial Dalam Islam
Penulis : Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2015, Cet.1 Dimensi : 14 x 20.5 cm | 216 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.25 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Jauh sebelum paham-paham tersebut muncul, Islam sudah mengatur sedemikian rupa, serapi dan seteratur lebih dari yang dapat dibayangkan. Islam mengatur hak-hak ekonomi perseorangan juga masyarakat pada umumnya serta peran negara dan pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial. Selain itu, Islam juga mengatur pintu masuk sumber harta dan pintu keluar ke arah mana harta itu disalurkan. |
Rp. 35.000 |
Kesepaduan Iman dan Amal Saleh
Penulis: Prof. Dr. Hamka
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2016, Cet.1 Dimensi : 14.5 x 21cm | 204 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.25kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK (Buya Hamka) Di zaman sekarang ini, muncul anggapan yang paling penting adalah hati, keyakinan hati pada Sang Mahakuasa, Allah, namun pelaksanaan ibadahnya tidak mengiringi. Timbullah pendapat, shalat tidak harus berupa ritual ibadah, tetapi cukup dalam hati, perempuan tidak harus menutup aurat, yang penting adalah menjaga hati, dan lain sebagainya. Berhati-hatilah bila keyakinan ini mulai menjangkiti umat Islam. Sebab, Rasulullah Sang Suri Teladan umat Islam saja merupakan orang yang paling tekun melaksanakan ibadah dan amal saleh. Bengkak kakinya karena shalat dan uangnya tak pernah tersimpan lama di rumah, segera disedekahkan olehnya. Padahal, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla pun menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi hingga malaikat dan iblis disuruh sujud padanya. Malaikat kemudian memenuhi perintah Sang Khaliq, sedangkan Iblis menentang keras kekhalifahan manusia lalu membangkang atas perintah-Nya. Ketika inilah, manusia dijadikan Allah sebagai makhluk teristimewa. Disuruh-Nya manusia untuk hidup di bumi seraya melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Oleh karenanya, mengapakah manusia yang diistimewakan Allah tidak mau menjalankan dan menjauhi apa yang diperintahkan-Nya? Yang sesungguhnya adalah kebaikan bagi umat itu sendiri? Mengamati apa yang terjadi di sekitar, Buya Hamka tergugah untuk menyusun tulisan-tulisannya berkenaan dengan keimanan yang lekat dengan amal saleh. Sesuai dengan judulnya, Kesepaduan Iman dan Amal Saleh, Beliau menitikberatkan pembahasan pada kesesuaian antara iman dan amal saleh sebagai perwujudan dari keimanan tersebut. Berani mengaku Islam, harus bersedia pula mengerjakan ibadah dan amal saleh lainnya. Itulah iman, percaya pada Allah dan Islam. Berarti juga meyakini segala aturan main yang telah ditetapkan-Nya dalam hidup dan mati kita. Hanya berdasar pada pengakuan sebagai umat Islam saja, tidaklah membuktikan bahwa orang itu beriman dan bertakwa pada Allah. Dengan mencantumkan ayat Al-Qur’an maupun Hadits, Penulis kelahiran tahun 1908 ini mengemas bahasannya berdasarkan sumber yang tiada tandingannya, sumber yang menjadi pedoman hidup manusia. Dengan begitu, pemaparannya dalam buku ini sangat berisi dan penuh makna yang dapat menggugah kesadaran nurani kita. Sudahkah diri ini menyatukan keimanan yang diiringi pengamalan saleh selama hidup? Melalui buku Kesepaduan Iman dan Amal Saleh ini, Buya Hamka juga memberikan beberapa kiat bagi kita yang selama ini berkutat dalam paham yang penting meyakini Allah, beribadah pada-Nya itu tidaklah penting. Berkumpullah dengan sahabat yang mengantarkanmu pada jalan yang diridhai-Nya, teladanilah sunnah Rasulullah saw., lawanlah segala bentuk pertentangan hati dari hal buruk yang hanya membawa kita pada kesesatan dunia dan akhirat, tekanlah nafsu dalam mengejar nikmat dunia yang fana, jangan hanya mendamba surga tanpa bersusah payah menggapai ridha-Nya, dan ingatlah selalu bahwa perintah maupun larangan-Nya adalah kebaikan bagi umat Islam itu sendiri. Itulah yang dimaksudkan keimanan dalam diri seorang muslim. Teguh pendiriannya terhadap ketentuan Allah Azza wa Jalla, Pemilik Agama yang kita akui selama ini. Inilah Islam yang lekat dengan iman dan amal salehnya. Melalui buku ber-cover ungu ini, Buya Hamka pun ingin memberikan deskripsi dan perspektif kepada umat Muslim bagaimana seharusnya menempatkan kadar iman dan amal saleh secara tepat sesuai tuntunan syariat. Yuk, belajar jadi muslim beriman berpadu amal saleh, agar meraih Jannah-Nya berbekal buku Kesepaduan Iman dan Amal Saleh! |
Rp. 37.500 |
Liberalisasi Islam di IndonesiaFakta, Gagasan, Kritik dan Solusinya
Penulis: Dr. Adian Husaini
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2016, Cet.- Dimensi : 14 x 20cm | 192 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.3kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Mereka dengan seenaknya menyebut Al-Qur'an sebagai hasil proses kebudayaan; Al-Qur'an harus diedit ulang; bahwa Islam tidak boleh mengaku sebagai agama paling benar; bahwa kebenaran Islam serupa dengan kebenaran agama-agama lain, sifatnya relatif; pluralisme adalah sunnatullah; shalat dan ibadah tidak penting; Islam membolehkan homoseksual dan lesbian; bahkan kaum Muslimin yang menolak homoseksual --kata mereka-- dianggap primitif. Rasanya sulit dipercaya dan mustahil, tetapi faktanya ada. Para pegiat gerakan Liberalisasi Islam tidak segan-segan untuk melecehkan prinsip-prinsip pokok dalam agama kita. Mereka bukan lagi berbeda pendapat dalam masalah cabang-cabang fiqih, tetapi telah "bermain api" dalam area keimanan-kekufuran, tauhid-syirik, Islam-murtad. Buku LIBERALISASI ISLAM DI INDONESIA: Fakta, Gagasan, Kritik, dan Solusinya ini bisa menjadi "menu bergizi" untuk memahami pemikiran-pemikiran kaum sekuler tersebut, sekaligus mengetahui pemunahnya. Selamat membaca, semoga bermanfaat! |
Rp. 80.000 |
Tetap Sehat Setelah Usia 40
Penulis : dr. Salma
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2015, Cet.4 Dimensi : 18.5 x 16.5 cm | xvii+320 halaman | Full Color Kondisi : Baru Berat : 0.4 kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Demikian dr. Salma mengawali tulisannya di buku ini dengan salah satu ayat dalam Surat al-Ahqaaf. Usia 40 tahun merupakan awal kehidupan yang sesungguhnya untuk terus mengalirkan kebajikan kepada Sang Pencipta dan bagi sesamanya. Tentu, di dalam tubuh yang sehat juga terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan fisik dan mental menjadi salah satu cara untuk mengantarkan kita pada jalan kebaikan di masa setelah 40 tahun mendatang. Dalam buku ini, terdapat banyak artikel yang membahas mengenai apa itu sebuah penyakit? Bagaimana cara mengatasinya? Apa yang harus dikurangi atau ditambahkan dalam tubuh? Apa kaitannya dengan kebiasaan hidup kita dan hadist yang diriwayatkan? Tips-tips apa yang harus diterapkan? Bagaimana cara memeriksakan kesehatan? Seperti apa manfaat olahraga dan makanan yang dikonsumsi setiap hari? Apa saja yang harus kita lakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental? Pada usia 40 tahun ke atas, diperkirakan manusia dilingkari oleh kondisi berupa sindrom metabolik. Sindrom ini dapat memunculkan beberapa penyakit, seperti diabetes tipe 2, gagal jantung, perlemakan hati, stroke, hipertensi, dan jantung koroner. Walaupun demikian, tidak perlu khawatir! Kita dapat mencegah dan mengobatinya dengan cara mengkonsumsi bahan-bahan alami melalui makanan dan kebiasaan yang kita lakukan sejak dini hingga usia 40 tahun ke depan. Dengan kata lain, mencegah datangnya penyakit dan mengusir hadirnya penyakit tidak hanya dengan cara itu saja. Bisa juga dengan penggunaan obat-obatan herba, namun sesuai kemanfaatannya untuk tubuh kita. Berolahraga, mengetahui takaran minum kopi, merawat fisik, mengendalikan berat badan, rutin mengecek kesehatan diri, dan sebagainya juga dapat mendukung tubuh kita agar tetap fit dan prima menjalani kehidupan di masa 40 tahun ke atas. Tentu, eratnya jalinan kekerabatan kita dengan Tuhan dan sesama manusia menjadi salah satu faktor pendukung agar hidup ini terasa lebih bersemangat dan timbul ketenangan hati. Kedekatan itu juga dapat menumbuhkan fisik yang sehat karena bersumber dari jiwa yang damai. Dokter yang aktif di beberapa kegiatan kemasyarakatan ini juga mengemas bahasannya dengan begitu menarik. Selain didukung dengan hasil penelitian para ahli sebagai penunjang pemikirannya, dr. Salma juga membuka awal bahasan di tiap bab dengan hadist riwayat (HR) oleh Ibnu Majah, Bukhari dan Muslim, dan lainnya. Bertujuan agar membuka mata dan hati kita bahwa bukan hanya dari segi medis, bahkan Islam pun lebih dulu mengatur perihal kesehatan umatnya. Bukan hanya itu, buku ini juga menyertakan banyak ilustrasi full color yang mendukung materi yang dibahas sehingga pembaca kelak lebih paham untuk mengenali istilah-istilah kedokteran atau istilah lainnya secara langsung. Buku ini hadir sebagai pemandu kita dalam menjaga kesehatan setelah usia 40 tahun. Mudah dipahami, kaya informasi, dan berguna bagi kehidupan sehari-hari merupakan cerminan pengetahuan yang dituturkan oleh dokter yang berpengalaman di bidangnya lebih dari 17 tahun ini. Membacanya membuat kita seolah berada di sebuah ruang dokter sambil berkonsultasi langsung dengan dr. Salma. Bersama kita belajar menerapkan hidup sehat berbekal dari buku bacaan Tetap Sehat setelah Usia 40 menuju masa yang penuh dengan kebaikan. |
Rp. 66.500 |
Tafsir Sesat58 Essai Kritis Wacana Islam di Indonesia
Penulis : Fahmi Salim, M.A.
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2013, Cet.1 Dimensi : 15 x 23cm | 435 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.7kg Stok : Terjual, Stok Kosong Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Begitu banyak problematika keagamaan di Indonesia mulai yang berkaitan dengan kehidupan sosial keagamaan bahkan hingga ke ranah akidah. Buku ini mengkritisi berbagai problematika tersebut yang terjadi di Indonesia. Penulis mengkajinya secara mendalam bagaimana seharusnya umat Islam khususnya di Indonesia menganalisis serta menyikapi berbagai permasalahan tersebut. Sebuah buku yang sangat perlu untuk dibaca dan dipahami oleh umat Islam di Indonesia. Dalam karya yang luar biasa ini diulas dan bahas antara lain: ̢ۢ Kritisi terhadap wacana sosial-keagamaan di Indonesia. ̢ۢ Membongkar penipuan yang dilakukan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang berkedok-label liberalisme sekulerisme kesetaraan gender dan lain lain. ̢ۢ Mengkritisi penyimpangan dan kesesatan Syiah. ̢ۢ Mengkritisi penyimpangan dan kesesatan Ahmadiyah. Dan pembahasan-pembahasan penting lainnya. |
Rp. 91.000 |
Sejarah Teks Al-Qur'anDari Wahyu Sampai Kompilasi
Penulis : Prof. Dr. M.M. al-A'zami
Penerbit: Gema Insani Press Jenis Cover : Hard Cover Tahun Terbit : 2014, Cet.1 Dimensi : 15.5 x 23.5cm | xxx+396 halaman Kondisi : Baru Berat : 0.6kg Stok : Terjual, Stok Kosong Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK |